Kamis, 29 Mei 2014

MAKNA PAKAIAN PENGHULU DAN BUNDO KANDUANG PADA PERTUNJUKAN DETA DATUAK

MAKNA PAKAIAN PENGHULU DAN BUNDO KANDUANG PADA PERTUNJUKAN DETA DATUAK 

A. Fungsi dan Simbol Warna Dalam Busana Tari
Adapun yang dimaksud dengan busana atau pakaian tari ialah semua yang dipakai penari terdiri dari pakaian, perhiasan, dan perlengkapannya. Busana atau pakaian di dalam tari memiliki beragam fungsi, sebagai berikut:

1. Fungsi psikis : busana adalah lingkungan penari yang paling dekat dan akrab.
2. Fungsi artistik : busana adalah aspek seni rupa dalam penampilan tari yang menggambarkan identitas tarian/pemeran melalui, garis, bentuk, corak, dan warna busana. Dengan demikian maka pemeran seorang tokoh harus dikenal dari corak-coraknya.
3. Fungsi estetik : busana merupakan unsur keindahan tarian/peran yang menyatu dengan tubuh penari. Busana disini berfungsi membantu mengungkapkan karakter peran.

Di dalam seni tari tradisi, terntu akan dibalut oleh unsur-unsur seni rupa yang bersifat tradisi pula dan memiliki nilai serta makna yang telah membaku. Selain fungsi di atas, pada busana atau pakaian tari tradisional terdapat warna-warna simbolis umpamanya:

1. Warna merah sifatnya menarik sebagai simbol keberanian, agresif, aktif, raja sombong, ksatria putri, dan memiliki sifat teatrikal.
2. Warna biru sifatnya tenteram sebagai simbol kesetiaan, cocok untuk ksatria dan putri yang setia penuh dengan pengabdian.
3. Warna hitam adalah bijaksana, cocok untuk peran raja, ksatria, putri, pendeta bijaksana.
4. Warna kuning berkesan gembira dan agung.
5. Warna putih memiliki kesan muda dan suci(15). (Risyani, Pengantar Pengetahuan Tari. Departemen Pendidikan Nasional STSI Bandung,2005,h.33-34).

B. Pakaian Penghulu
Pada dasarnya pakaian Penghulu yang digunakan pada saat pertunjukan Deta Datuak tidak jauh berbeda dengan pakaian Penghulu yang dipakai di berbagai daerah di Sumatera Barat. Pada pertunjukan Deta Datuak tersebut, pakaian Penghulu terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pakaian pertama Penghulu yang terdiri dari:
• Baju takwa berwarna putih
• Celana lapang (besar)
• Sisamping (samping)
• Cawek (ikat pinggang)
• Tongkat
2. Pakaian kedua Penghulu yang terdiri dari:
• Saluak
• Baju lapang (besar)
• Baju takwa
• Celana lapang (besar)
• Sisamping (samping)
• Cawek (ikat pinggang)
• Tongkat
3. Pakaian sekumpulan Penghulu yang terdiri dari:
• Saluak
• Baju lapang (besar)
• Celana lapang (besar)
• Sisamping (samping)
• Cawek (ikat pinggang)
• Sandang (salempang)
• Selop
• Tongkat

C. Makna Pakaian Penghulu
Sebagaimana kita ketahui dan kita lihat, pakaian Penghulu di Minangkabau sangat berlainan dengan pakaian-pakaian pemuka-pemuka adat di daerah lain. Pakaian Penghulu yang disebut diatas sebenarnya tidaklah dibuat demikian saja, tetapi cukup mempunyai hikmah dan falsafah yang mengandung ajaran-ajaran bagi si pemakainya (Penghulu). Dan pada pakaian itu sebenarnya terkandung banyak sekali rahasia yang menyangkut sifat-sifat dan martabat serta larangan seorang Penghulu begitupun tugasnya dan kepemimpinannya (ilmu yang bersangkutan dengan leadership)(16. H. Idrus Hakimy Dt. Rajo Penghulu, Pokok-Pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau.PT. Remadja Rosdakarya Bandung, 2001, h.104-105)

1.Saluak
• Melambangkan sistem pemerintahan demokrasi dalam masyarakat Minangkabau.
• Melambangkan penyimpanan segala buruk baik, segala rahasia yang merupakan persoalan dalam masyarakatnya.
• Warna merah melambangkan keberanian.
• Warna hitam yang melambangkan dapat bekerjasama dalam bidang apa saja untuk kebaikan kaumnya atau masyarakat pada umumnya.
• Melambangkan bahwa Penghulu mempunyai derajat yang tertinggi dalam masyarakatnya.
• Melambangkan bahwa dalam mencari mufakat akan diperoleh suatu keputusan yang datar dan adil bagi segala pihak.
• Melambangkan bahwa orang yang memakainya adalah orang yang tahu dengan seluk beluk adat Minangkabau.
• Melambangkan kedalaman ilmu orang yang memakainya.

2. Baju lapang (besar)
• Melambangkan bahwa pemakainya adalah orang besar, beralam luas, berdada lapang dan bersifat sabar.
• Melambangkan keterbukaan pemimpin dan kelapangan dadanya.
• Selalu ingat dan menjaga kelestarian adat.
• Berilmu, berwibawa, bermagrifat, yakni tawakal kepada Allah.
• Kaya dan miskin terletak pada hati dan kebenaran.
• Hemat dan cermat.
• Sabar dan ridho.
• Melambangkan bahwa Penghulu tidak mempunyai sifat pembohong atau tidak pendusta, tidak mempunyai sifat mengambil kesempatan dalam kesempitan.
• Melambangkan bahwa Penghulu tidak berbuat merugikan orang lain atau kawan sendiri.
• Melambangkan bahwa orang Minangkabau hidup dengan penuh perasaan.
• Warna hitam melambangkan bahwa sepatah kata Penghulu tidak dapat dirubah lagi, karenanya semuanya yang dikatakan Penghulu itu merupakan hasil musyawarah bersama.
3. Celana lapang (besar)
• Melambangkan langkah yang selesai untuk menjaga segala kemungkinan musuh yang datang tiba-tiba. Walaupun lapang tetapi langkahnya mempunyai batas-batas tertentu dan mempunyai tata tertib tertentu pula.
• Melambangkan agar bersifat jujur, benar dan tulus-ikhlas.
• Melambangkan jangan berlindung pada orang lain semaunya, jangan suka enak sendiri dalam masyarakat.

4.Sisamping (samping)
• Melambangkan orang yang memakainya akan selalu hormat-menghormati.
• Warna merah melambangkan keberanian dan bertanggung jawab.
• Melambangkan si pemakai mempunyai pengetahuan yang cukup dalam bidangnya.
• Melambangkan agar pemakai dalam berjalan harus memelihara kaki, dan dalam berkata pelihara lidah. Dengan kata lain ”samping” tersebut dapat dikatakan melambangkan ”kehati-hatian” pemakai dalam segala tindak-tanduknya dalam masyarakat.

5.Cawek (ikat pinggang)
• Melambangkan setiap sesuatu itu harus dengan rundingan menyelesaikannya. Penghulu tidak boleh menjadi hakim sendiri.
• Melambangkan keteguhan orang Minangkabau pada perjanjian.

6.Sandang (salempang)
• Melambangkan tanggung jawab seorang Penghulu terhadap kesejahteraan anak kemenakannya.
• Melambangkan tanda kebesaran seorang Penghulu.
• Melambangkan bahwa Penghulu itu adalah orang yang jujur dan selalu menepati janji yang telah dibuat bersama.
• Melambangkan penghapus keringat yang terdapat pada kening.

7.Tongkat
• Melambangkan kebesaran pemakaianya, atau orang yang harus didahulukan dan dituakan sepanjang adat.
• Melambangkan kemampuan dan kemakmuran negeri.
• Melambangkan komando terhadap anak kemenakan.
• Melambangkan bahwa tiap-tiap keputusan yang telah dibuat, tiap peraturan yang telah ditetapkan harus dipertahankan dan ditegakkan dengan penuh wibawa.
• Melambangkan bahwa semua masalah tidak dikuasai sendiri dan tidak diselesaikan atau dihakimi sendiri.
• Melambangkan sebagai pertahanan diri terhadap serangan musuh.
• Melambangkan bahwa Penghulu mempunyai pembantu dalam menjalankan tugasnya(17. Drs.Anwar Ibrahim,dkk, Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986,h.29-98).

8. Baju takwa putih
• Melambangkan kesucian hati seorang Penghulu.
• Melambangkan kejernihan pikiran seorang Penghulu dalam pengambilan keputusan.
• Melambangkan bahwa Penghulu adalah seorang yang bertakwa kepada Tuhan.

9. Selop
Disini selop hanya berfungsi sebagai pelindung / pengaman kaki agar tidak terkena benda tajam, disamping itu juga perlindungan terhadap diri seorang Penghulu.

D. Pakaian Bundo Kanduang
Pada dasarnya pakaian Bundo Kanduang yang digunakan pada saat pertunjukan Deta Datuak tidak jauh berbeda dengan pakaian Bundo Kanduang yang dipakai di berbagai daerah di Sumatera Barat. Pada pertunjukan Deta Datuak tersebut, pakaian Bundo Kanduang terdiri dari:

1. Tengkuluk tanduk
2. Baju bertanti
3. Sarung (lambak)
4. Kalung
5. Gelang
6. Selop

Pakaian Bundo Kanduang
E. Makna Pakaian Bundo Kanduang
Pakaian Bundo Kanduang yang disebut diatas sebenarnya tidaklah dibuat demikian saja, tetapi cukup mempunyai hikmah dan falsafah yang mengandung ajaran-ajaran bagi si pemakainya (Bundo Kanduang)(Idrus Hakimy Dt. Rajo Penghulu, Pokok-Pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau.
1. Tengkuluk tanduk
• Melambangkan rumah adat Minangkabau.
• Melambangkan akal budi Bundo Kanduang menyebar untuk masyarakat banyak.
• Melambangkan bahwa dalam memutuskan sesuatu haruslah dengan musyawarah mufakat dan hasilnya harus adil.
• Melambangkan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada Bundo Kanduang harus dijunjung tinggi.

2. Baju bertanti
• Melambangkan kekayaan alam Minangkabau dengan emas.
• Melambangkan masyarakat yang bermacam ragam berada dalam satu wadah yaitu adat Minangkabau.
• Melambangkan ketaatan Bundo Kanduang dalam menjalankan agama Islam.
• Melambangkan demokrasi yang luas di Minangkabau tetapi berada pada batas-batas tertentu.
• Warna merah melambangkan keberanian dalam menyatakan kebenaran.
• Warna hitam melambangkan tahan gempa dan dapat pergi kemana saja dalam melaksanakan tugasnya.

3.Sarung (lambak)
• Melambangkan bahwa dia seorang ”putri” yang memiliki tertib sopan dan mempunyai rasa jormat menghormati.
• Warna merah atau minimal kemerah-merahan sebagai lambang keberanian dan bertanggung jawab.
• Melambangkan bahwa segala sesuatu harus diletakkan pada tempatnya.

4.Kalung
• Melambangkan bahwa semua rahasia dikumpulkan oleh Bundo Kanduang.
• Melambangkan bahwa kebenaran akan tetap berdiri teguh.
• Melambangkan bahwa Bundo Kanduang menyimpan harta pusaka.

5.Gelang
• Melambangkan keindahan dan memamerkan kemampuan/kekayaan sipemakai.
• Pemakaian gelang melambangkan batas-batas yang dapat dilakukan oleh seorang dalam kehidupan ini.
• Melambangkan bahwa dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan.
• Melambangkan kedisiplinan adat Minangkabau(19).

6. Selop
Disini selop hanya berfungsi sebagai pelindung / pengaman kaki agar tidak terkena benda tajam, disamping itu juga perlindungan terhadap diri seorang Bundo Kanduang.


Pakaian adat tradisional Penghulu dan Bundo Kanduang mempunyai bermacam-macam variasi pada beberapa daerah tertentu di Minangkabau, i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar